Senin, 05 Mei 2014

Jam Trafo

Jam trafo adalah gambaran perbedaan atau pergeseran sudut antara primer dan  sekunder suatu trafo ( R-r, S-s, T-t). Perbedaan sudut tersebut digambarkan dengan vektor dan akan membentuk seperti jam. kalau dalam bahasa inggris, namanya vector group of transformer.
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/star-delta.jpg?w=448&h=243

Kita kan tau, kalau trafo terdiri dari lilitan primer dan sekunder. Pada trafo 3 fase, jumlah lilitannya 3, untuk memenuhi 1 fase 1 lilitan. Hubungan lilitan pada trafo itu dapat dibagi menjadi 2 tipe (gambar 1), wye/star dan delta.


gambar 1. sisi kiri menggambarkan contoh lilitan berbentuk wye/star, dengan a), b), c) sama namun dengan penggambaran yang berbeda. sisi kanan menggambarkan konfigurasi lilitan delta, dengan a), b), c) sama namun dengan penggambaran yang berbeda
Cara pemasangan dan tipe hubungan lilitan tersebut dapat bermacam-macam, sehingga membuat berbagai jam trafo (lebih jelasnya coba lihat gambar 6).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jam trafo tersusun dari vektor-vektor tegangan pada lilitan-lilitan trafo, sehingga dapat dibentuk kode-kode tertentu seperti jam. Pada jam trafo, Setiap perbedaan 1 jam, artinya fasenya berbeda 30 derajat.
Berikut ini ada 4 contoh:
1. Hubungan Trafo Wye-Delta Jam 1
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/yd1.jpg?w=448&h=342

Ambil contoh, anggap lilitan merah (R) primer dan sekunder menghasilkan fasor tegangan demikian, begitu pula S dan T ( gambar 2a ). Tiap fase memiliki perbedaan 120 derajat.

Gambar 2. a) Trafo dengan wye-delta berserta arah fasornya. b) jika fasor kedua sisi dibandingkan, akan membuat arah jam 1
Bagian primer (kiri) mempunyai konfigurasi lilitan star, bagian sekunder (kanan) mempunyai konfigurasi delta. Jika kedua fasor sisi primer dan sekunder disatukan dengan titik tengahnya, maka akan membentuk arah jam 1 (gambar 2b ).
Jika kita ambil patokan fase warna merah, sisi primernya sebagai penunjuk angka 12, sedang sisi sekundernya terlihat bergeser. Kemudian ditarik garis dari titik netral ke ujung panah r, maka membentuk sudut 30 derajat  (gambar 2b).
2. Hubungan Trafo Wye-Delta Jam 11
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/yd11.jpg?w=448&h=345

Gambar 3. a) Trafo dengan wye-delta berserta arah fasornya. b) jika fasor kedua sisi dibandingkan, akan membuat arah jam 11
Mirip dengan Yd1. Namun, liat konfigurasi delta pada sekunder, dan bandingkan dengan Yd1. Perbedaan tersebut membuat perbedaan urutan fasenya, sehingga membentuk arah jam yang berbeda.
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/dy1.jpg?w=448&h=342

3. Hubungan Trafo Delta-Wye Jam 1

Gambar 4. a) Trafo dengan delta-wye berserta arah fasornya. b) jika fasor kedua sisi dibandingkan, akan membuat arah jam 1
Sisi primer mempunyai lilitan delta, dan sekunder mempunyai lilitan star.



4. Hubungan Trafo Delta-Wye Jam 11
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/dy11.jpg?w=448&h=356
Gambar 5. a) Trafo dengan delta-wye berserta arah fasornya. b) jika fasor kedua sisi dibandingkan, akan membuat arah jam 11
Mirip dengan konfigurasi Dy1. Sekali lagi, pengaruh hubungan lilitan di bagian delta yang mempengaruhi perbedaan dengan Dy1.



Konfigurasi Lainnya:
Berikut ini adalah beberapa contoh konfigurasi lilitan pada trafo. Contoh sebelumnya menggunakan penanda berupa r-s-t, namun pada gambar 6, berupa I-II-III. Intinya sama, hanya masalah penamaan saja.
Description: http://setapakdara.files.wordpress.com/2012/09/d0c6_7344.jpg?w=500
Gambar 6. konfigurasi jam trafo lainnya beserta susunan lilitannya 

1 komentar: